Senin, 24 Oktober 2011

R.I.P Simoncelli


Yang suka nonton MotoGP atau suka sama dunia balap, pasti sering dong denger pembalap yang namanya Marco Simoncelli??? Yup, pembalap yang satu ini sering banget dibicarakan karena potensinya yang sangat besar di usianya yang masih tergolong sangat muda.
Namun, sayang sekali, dia harus tewas kemarin, 23 Oktober 2011 di arena balap yang telah membesarkan namanya.
Awalnya gue gak gitu 'ngeh' siapa itu Simoncelli, secara gue udah pensiun dari dunia balapan (sok). Tapi ngeliat timeline di twitter yang pada heboh karena kecelakaan naas yang menewaskan pembalap yang satu itu, mau gak mau menyita perhatian gue juga.
Gue dulu suka banget yang namanya balapan. Entah itu gue yang jadi drivernya ataupun cuma nonton doang. Tiap malem minggu gue slalu tongkrongin salah satu stasiun TV swasta yang nayangin motoGP, sampai-sampai gue punya klipingan para pembalap favorit gue plus biodatanya. Gue suka balapan. Balapan dengan angin. Ada sensasi yang menyenangkan ketika gue berada di atas motor. Rasanya ada kesenangan sendiri ketika gue bisa melebihi kecepatan angin. Pokoknya gak ada kata yang bisa melukiskan bagaimana perasaan gue saat di atas motor.
Tapi, karena ada kenalan gue yang meninggal karena balapan, akhirnya gue sadar, balapan itu tindakan konyol dan bodoh. Dengan balapan, artinya lo menyabung nyawa lo sendiri. Lo berjudi dengan satu-satunya kehidupan yang lo punya. Dan gue gak mau hal yang sama terjadi sama gue. Gue belom siap mati. Gue masih punya banyak keinginan dan cita-cita yang belom gue wujudkan. Jadi, gue gak boleh mati. Gue gak boleh main-main dengan kehidupan yang udah Allah berikan sama gue. Dan dari situlah gue berhenti. Bukan berhenti naik motor, tapi berhenti bermain dengan angin.

Menurut gue, semua orang yang tewas di arena balap, apapun alasannya, adalah tergolong orang-orang yang mati konyol. Mereka udah tau bahaya yang mengintai setiap kali mereka bernapas, tapi tetap saja hal tersebut masih mereka lakukan. Dan itu adalah hal yang bodoh.
Memang setiap orang punya pilihan, namun jika ada pilihan yang lebih baik, kenapa tidak dipilih pilihan yang itu?
Gue disini gak menyalahkan siapa-pun, because everyone has their own choice, dan gue hanya mengemukakan pendapat gue.
Sayang banget kan, lo masih muda, masih bisa punya banyak prestasi, tapi lo harus mati konyol di arena balap?
Well, ajal atau kematian itu emang di tangan Tuhan, tapi sudah seharusnya kita menjaga karunia-Nya dengan sebaik mungkin. Jangan disia-siakan, apalagi dipermainkan.

Tapi yang jelas, gue turut berduka cita atas meninggalnya Marco Simoncelli. Semoga arwahnya bisa tenang dan diterima di sisi-Nya. Aminnn........

2 komentar:

  1. menurut aku, balapan itu bukan hal yang konyol.
    para riders motogp atau F1 dan sekelas profesional lainnnya bukan menjadikan balapan sebagai permainan atau hal yang mempertaruhkan nyawa. Ini adalah olahraga, tapi bahayanya yang memang besar. Lagian mereka berprestasi, mereka membawa kebanggan buat negaranya. Ini hobby dan pilihan hidup mereka,dan kalau ada hal-hal yang fatal terjadi.Itu semua diluar kuasa merekalah,mungkin sudah takdirnya,kita nggk pernah tau nasib kita gimana.

    nah kalau yang konyol itu contohnya seperti para anak-anak muda yang suka balapan liar dijalan, tanpa memikirkan keamanan diri sendiri dan orang lain.mereka bukannya membanggakan,malah merugikan banget.. *JMO :)

    BalasHapus
  2. Balapan di arena balap itu sebuah profesi yang udah disadari langsung sama pembalapnya sebagai sebuah resiko dan prestasi :3

    Kata teman saya sih, kita kalau meninggal pasti ditempat yang jadi hobi kita, mungkin itu yang dialami Simoncelli :)

    BalasHapus

Eittt....jangan lupa tinggalkan komentarnya yaa. Komentar tidak melalui penyaringan apapun, tapi jangan nyepam ya guys! ^___^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...