Gak bisa dipungkiri, sekarang ini di Indonesia banyak banget bermunculan Boyband ataupun Girlband yang kemudian diikuti dengan banyak sekali cemo'oh. Dimulai dengan munculnya SM*SH sebagai pelopor (yahh, meskipun beberapa tahun silam di Indonesia sudah pernah punya boyband) dan 7icons dengan single-nya yang hampir membuat gue muntah. Liriknya itu looohhhhh........Gak nahaaaaaaaan. Gak, gak, gak, gak kuaaaattttt.......
Gue nulis postingan ini sama sekali bukan bermaksud untuk mencela. Yah, walaupun kalimat gue di atas ada sedikit unsur celaan, tapi sumpah, tujuan gue sebenernya bukan itu! Gue cuma bermaksud untuk menyalurkan isi pikiran gue tentang Demam Boyband/Girlband ini. Gue cuma mau memberikan pendapat ataupun kritik yang bisa membangun (atau menjatuhkan?) dunia permusikan di Indonesia. Secara, gue juga seorang musisi (gubrak!) kampungan yang belum berhasil di kota (lohh??)
Sebenernya, tidak ada yang salah dari bermunculannya boyband dan girlband ini. Justru menurut gue bagus, karena dengan begitu bisa lebih memperkaya jenis musik di Indonesia (sok bijak). Tapi sayangnya, hal ini dimanfaatkan dengan tidak sesuai oleh produser-produser musik di tanah air. Banyak boyband dan girlband karbitan yang tiba-tiba diorbitkan padahal sama sekali tidak punya kualitas, baik dari segi suara maupun dance-nya. Dari sini gue jadi berkesimpulan, asal lo punya body oke dan wajah cantik/ganteng, lo bisa langsung bikin boyband/girlband tanpa harus bisa nyanyi. Toh, setiap manggung bisa lipsync, gak harus nyanyi live. Iya gak?
Selain itu, banyak banget boyband/girlband yang lagu-lagunya gak original atau bisa disebut hasil translate dari bahasa lain yang kemudian di-Indonesia-kan dengan sedikit perubahan disana-sini. Oke, gue akui tangga nada emang cuma ada 7 dan tidak menutup kemungkinan akan ada banyak lagu dengan nada yang hampir sama. Tapi kemiripan yang amat sangat ini mau nggak mau membuat gue sebel juga. Ini semakin membuktikan ketidak-kreatifan mereka dalam menciptakan lagu, sehingga celaan ataupun hinaan dari para K-Popers tidak dapat dihindari.
Gue suka sama boyband/girlband Korea. Yah, meskipun gue gak bisa dibilang K-Popers sejati. Secara gue cuma tau SHINee, Suju, SNSD, dan TVXQ. Tapi gue juga gak bisa dibilang anti boyband/girlband Indonesia, soalnya gue suka juga ngeliat Cherrybelle (oopssss....keceplosan!). Tapi kalo ngeliat boyband/girlband baru yang bermunculan seperti semut yang nemuin makanan membuat gue sebel. Jangan karena aji-mumpung atau karena boyband/girlband lagi ngetrend, lantas produser-produser itu langsung membuat boyband/girlband asal-asalan (kalo kata gue sih 'abal-abal').
Membuat boyband/girlband sama sekali gak ada salahnya. Tapi setidaknya sebelum dibuat pikirin dulu dong konsep jelasnya kayak gimana. Niru sih boleh-boleh aja untuk jadi panutan, tapi ciri khas tetep harus ada dooong.......Jangan asal niru dan akhirnya malah dicela dan dikatai copycat! Ohya, kualitas juga harus tetap diutamakan. Jangan cuma bisa lipsync. Kalo lipsync doang mah gue juga bisa! Dan gue yakin, semua orang juga bisa. Cuma monyong-monyongin mulut dikit kan? Suara yang keluar juga bisa dipastikan bagus, secara sudah diedit dan diperhalus dan direkam berulang-ulang kali di studio rekaman sebelumnya.
Gue tau, membentuk boyband/girlband sama sekali bukan hal yang mudah. Jadi, saran gue, sebaiknya sebelum dibentuk, orang-orang yang mau dimasukkan dalam suatu boyband/girlband diseleksi baik-baik, baik dari segi kemampuan menyanyi maupun dance-nya, dan jangan lupa tampang juga perlu! Hhehe..... Setelah itu mereka harus di-training, paling tidak selama 6 bulan - 1 tahun lah sebelum debut. Dijamin, mereka gak bakal cuman jadi boyband/girlband karbitan yang dicela. Tapi justru mereka jadi punya banyak penggemar dan terkenal karena berkualitas dan pastinya berbeda! Ya, berbeda. Kenapa gue bilang berbeda? Ya pasti dong berbeda...... sesuatu yang terjadi melalui proses tentu saja hasilnya berbeda dan lebih baik dibandingkan dengan yang instan. Iya kan?
Intinya, gue sama sekali bukan "anti boyband-girlband" Indonesia, tapi gue juga bukan K-Popers sejati. Gue hanya mencoba untuk menyampaikan pemikiran paling objektif gue. Jadi, jangan ada yang merasa disinggung ataupun tersinggung yaaaa.........^_____^
Jumat, 30 September 2011
Kamis, 29 September 2011
Mengapa Saya Harus Memakai Blackberry???
Setiap hari di suatu tempat, entah itu kampus, sekolah, mall, bahkan di dalam angkot sekalipun pasti lo semua pernah mendengar ataupun mengalami percakapan seperti ini :
"Eh, pin lo berapa? Mau gue add."
"Ini pin gue, catet yaa....D1196 bla bla bla bla....."
Dan percakapan diatas slalu gue dengar dimana-mana. Sampai-sampai gue berpikir, apa semua orang di dunia ini make BB ya?
Dulu gue sempat bingung pas ditanyain mengenai pin ini. "Ky, pin lo berapa?", gue yang bingung kemudian meraba-raba jilbab yang gue pake dan menjawab, "Ada dua." Trus temen gue yang nanya itu bilang, "Eh, BB lo ada dua ya?". Gue diem sejenak dan mikir panjang. Setelah beberapa saat akhirnya gue nyadar kalo yang dia tanyain bukan pin semacam bros yang gue kenakan di jilbab gue, tapi pin BB! Ya, pin BB. Bisa lo bayangin kan gimana katro-nya gue?? Hhehe.....
Beberapa kali gue ditanyain hal yang serupa dan jawaban gue selalu sama, "Gue gak pake BB." Yaahh.....setidaknya itu jawaban yang tidak memalukan seperti jawaban yang pertama kali gue berikan. Setidaknya gue sudah tau pin yang dimaksud adalah semacam nomor telepon khusus BB. Hhehe.....
Banyak yang kemudian menyarankan gue untuk mengganti hape E72 gue dengan BB alias Blackberry, tapi dengan tegas gue jawab TIDAK. Mengapa tidak? Karena gue sama sekali gak merasakan urgensi untuk mengganti hape. Gue juga gak merasa kalo hape gue jelek. Dan gue juga gak tau apa untungnya gue punya BB.
Jadi mereka mulai berpromosi dan menjelaskan berbagai hal mengenai BB. "Kan lo jadi bisa BBM-an ky...... Lo juga bisa ngirim pesan suara, trus lo juga bisa online FB tiap saat lohh. Yang penting bis-mu aktif terus."
Nah, pernyataan diatas membuat gue semakin bingung. Bis apa nih yang musti di aktifin terus? Bis DAMRI? Apa bis-nya Unhas? Bis itu yang untuk kendaraan umum itu kan?
Ah, apapun yang gue pikirkan ternyata semuanya meleset dan jauh dari kebenaran. Tapi, setelah mendengar semua penjelasan dari temen gue tentang keuntungan make BB, kok gue sama skali gak tertarik ya?
Gue pikir, emang apa bedanya BBM-an sama SMS-an? Sama-sama ngirim pesan singkat kan? Trus, buat apa ngirim pesan suara kalo bisa nelpon? Dan yang paling terakhir, ngapain juga online tiap saat? Gue bukan orang yang facebookers freak yang gila online. Jadi, kesimpulannya, gak ada keuntungan yang lebih kalo gue beli BB.
Belum lagi ada harga Blackberry yang belakangan gue ketahui harganya mencapai lima jutaan lebih! Buceeeetttt......harga satu hape lebih mahal daripada harga laptop! Yah, meskipun ada juga tipe BB lain yang harganya jauh lebih murah, tapi tetap saja sama sekali gak menarik minat gue.
So, please tell me a lot of reasons why I should choose BB as my cellphone instead of other brands??
Mungkin ini tergantung selera masing-masing orang. Tapi lebih baik kita membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan. Jangan cuma asal ngikutin trend. Kalo emang cuma butuh buat sms dan nelpon doang mah, gak perlu ngerengek-rengek sama ortu buat beliin BB. Gak usah sampe ngancem bakalan mogok sekolah kalo gak dibeliin. #eh? [efek sinetron].
Intinya, gue masih gak ngerti kenapa orang-orang pada milih make BB dibandingkan merk hape yang lain.
Mungkin salah satu dari elo-elo yang nyasar dan gak sengaja ngebaca postingan gue ini bisa ngasih alasan untuk gue?
Hhehe......
"Eh, pin lo berapa? Mau gue add."
"Ini pin gue, catet yaa....D1196 bla bla bla bla....."
Dan percakapan diatas slalu gue dengar dimana-mana. Sampai-sampai gue berpikir, apa semua orang di dunia ini make BB ya?
Dulu gue sempat bingung pas ditanyain mengenai pin ini. "Ky, pin lo berapa?", gue yang bingung kemudian meraba-raba jilbab yang gue pake dan menjawab, "Ada dua." Trus temen gue yang nanya itu bilang, "Eh, BB lo ada dua ya?". Gue diem sejenak dan mikir panjang. Setelah beberapa saat akhirnya gue nyadar kalo yang dia tanyain bukan pin semacam bros yang gue kenakan di jilbab gue, tapi pin BB! Ya, pin BB. Bisa lo bayangin kan gimana katro-nya gue?? Hhehe.....
Beberapa kali gue ditanyain hal yang serupa dan jawaban gue selalu sama, "Gue gak pake BB." Yaahh.....setidaknya itu jawaban yang tidak memalukan seperti jawaban yang pertama kali gue berikan. Setidaknya gue sudah tau pin yang dimaksud adalah semacam nomor telepon khusus BB. Hhehe.....
Banyak yang kemudian menyarankan gue untuk mengganti hape E72 gue dengan BB alias Blackberry, tapi dengan tegas gue jawab TIDAK. Mengapa tidak? Karena gue sama sekali gak merasakan urgensi untuk mengganti hape. Gue juga gak merasa kalo hape gue jelek. Dan gue juga gak tau apa untungnya gue punya BB.
Jadi mereka mulai berpromosi dan menjelaskan berbagai hal mengenai BB. "Kan lo jadi bisa BBM-an ky...... Lo juga bisa ngirim pesan suara, trus lo juga bisa online FB tiap saat lohh. Yang penting bis-mu aktif terus."
Nah, pernyataan diatas membuat gue semakin bingung. Bis apa nih yang musti di aktifin terus? Bis DAMRI? Apa bis-nya Unhas? Bis itu yang untuk kendaraan umum itu kan?
Ah, apapun yang gue pikirkan ternyata semuanya meleset dan jauh dari kebenaran. Tapi, setelah mendengar semua penjelasan dari temen gue tentang keuntungan make BB, kok gue sama skali gak tertarik ya?
Gue pikir, emang apa bedanya BBM-an sama SMS-an? Sama-sama ngirim pesan singkat kan? Trus, buat apa ngirim pesan suara kalo bisa nelpon? Dan yang paling terakhir, ngapain juga online tiap saat? Gue bukan orang yang facebookers freak yang gila online. Jadi, kesimpulannya, gak ada keuntungan yang lebih kalo gue beli BB.
Belum lagi ada harga Blackberry yang belakangan gue ketahui harganya mencapai lima jutaan lebih! Buceeeetttt......harga satu hape lebih mahal daripada harga laptop! Yah, meskipun ada juga tipe BB lain yang harganya jauh lebih murah, tapi tetap saja sama sekali gak menarik minat gue.
So, please tell me a lot of reasons why I should choose BB as my cellphone instead of other brands??
Mungkin ini tergantung selera masing-masing orang. Tapi lebih baik kita membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan. Jangan cuma asal ngikutin trend. Kalo emang cuma butuh buat sms dan nelpon doang mah, gak perlu ngerengek-rengek sama ortu buat beliin BB. Gak usah sampe ngancem bakalan mogok sekolah kalo gak dibeliin. #eh? [efek sinetron].
Intinya, gue masih gak ngerti kenapa orang-orang pada milih make BB dibandingkan merk hape yang lain.
Mungkin salah satu dari elo-elo yang nyasar dan gak sengaja ngebaca postingan gue ini bisa ngasih alasan untuk gue?
Hhehe......
Minggu, 25 September 2011
A Crazy Little Thing Called 'MANTAN'
Kalo sebelumnya gue nge-review tentang film Thailand yang judulnya 'First Love : A little thing called Love' (kalo mau baca bisa klik disini ) , sekarang gue juga mau ngebuat review tentang 'mantan' alias ex-boyfriend gue.
Yahh, sebenernya ini postingan gak penting-penting amat sihh. Bahkan mungkin lo semua berpikir ngapain juga ngebuat review tentang mantan? Kayak gak ada kerjaan ajah. Tapi saat ini gue emang lagi gak ada kerjaan, jadi seperti inilah yang pengen gue tulis. Hahaha.....
Berbicara soal mantan, membuat gue ngerasa agak sedih. Bukan sedih karena ditinggalkan olehnya. Tapi sedih lebih karena dia gak bisa merasakan perasaan yang gue rasain sama dia. And it's been 3 months already dia ninggalin gue ke pelukan cewek lain. Dan perasaan gue bisa dibilang sudah cukup stabil untuk tidak lagi menangis karena teringat dia. Gue bilang perasaan gue sudah cukup stabil bukan berarti gue sudah berhenti mencintai dia. Bukan berarti gue sudah gak ngerasain perasaan yang dulu gue rasain sama dia. Bukan. Sama skali bukan itu. Gue bisa bilang perasaan gue sudah cukup stabil sekarang, karena gue udah gak ngerasain sakit lagi. Rasa sakit itu sudah gak gue rasain lagi bukan karena gue gak peduli lagi padanya, sama skali bukan. Tapi itu lebih karena gue sudah terbiasa dengan rasa sakit itu hingga mati rasa.
Gue udah berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan dia dari pikiran dan hati gue. And well, hasilnya cukup memuaskan. Gue gak lagi nangis. Dan dia bisa hilang dari pikiran gue. Namun sayangnya, dia tetap saja ada di hati gue.
Mungkin lo jadi bertanya-tanya, seperti apa sih 'mantan' gue itu? Sebegitu charming-nya kah dia sampai-sampai gue gak bisa lupain dia sepenuhnya?
Well, gue hanya bisa bilang 'entahlah'.
Menurut temen-temen gue, dia gak cakep-cakep amat. Malah bisa dibilang standar. Dia gak bisa dibilang ganteng ataupun manis. Yaah, kalo dibandingkan dengan mantan gue sebelumnya, dia gak bisa dibandingkan dalam segi ketampanan. Tapi entah kenapa gue selalu melihat dia sebagai satu-satunya cowok di dunia ini dan gak pernah sekalipun melirik cowok lain yang berusaha mendekati gue dan bisa dibilang 'lebih' dari padanya.
Menurut teman-temannya dia orangnya berantakan. Rambutnya jarang disisir dan bahkan kalo libur jarang mandi dan hanya mengandalkan parfum. Tapi gue suka nyium wangi tubuhnya. Dan lo mungkin berpikir kalo gue aneh. Tapi, itu emang bener. Untungnya sampai saat ini gue belum nemuin cowok yang memakai jenis parfum yang sama dengannya, kalo gak, mungkin gue bisa sesak napas karena ngerasa seperti dia ada di samping gue. Hhahaha.......
Dia bukan anak dari pengusaha yang kaya raya. Bukan. Dia hanyalah cowok sederhana temen TK gue yang gue sayang. Dia masih berstatus mahasiswa dan masa depannya belum jelas. Lain dengan beberapa orang yang mencoba mendekati gue dan sudah menggenggam masa depan cerah di tangannya. Tapi, gue memilih dia. Dia yang sederhana dan baik hati. Dia yang perhatian dan penyayang.
Banyak kekurangan yang mungkin bisa dikatakan tentangnya. Bahkan nyokap gue yang awalnya ngelarang hubungan gue dengan dia, akhirnya mengijinkan hubungan kami setelah gue yakinkan berkali-kali. Tapi, akhirnya ternyata dia ninggalin gue. Dan artinya rasa sayang gue gak sampai padanya.
Semua pengorbanan gue rasanya sia-sia.
Mungkin memang dia bukan jodoh gue.
Mungkin benar yang dikatakan mamah.
Dan mungkin benar kalo gue yang gak bisa yakinin dia.
Ah, gue hanya gak mau menjadi gila karenanya.
Gue hanya gak mau menganggap perasaan benci dan cinta gue padanya menjadi hal yang membuat gue pusing.
Gue hanya ingin bebas dari siksaan batin dan bisa tersenyum sambil berkata, IT'S JUST A CRAZY LITTLE THING CALLED 'MANTAN'.
Jadi gak ada yang perlu di sesali karenanya dan gue tetap harus menatap ke depan. Karena ada banyak cinta didepan sana yang berusaha untuk mendapatkan ruang di relung hati gue. #gubrak #sokpuitis
Wassalam.
Yahh, sebenernya ini postingan gak penting-penting amat sihh. Bahkan mungkin lo semua berpikir ngapain juga ngebuat review tentang mantan? Kayak gak ada kerjaan ajah. Tapi saat ini gue emang lagi gak ada kerjaan, jadi seperti inilah yang pengen gue tulis. Hahaha.....
Berbicara soal mantan, membuat gue ngerasa agak sedih. Bukan sedih karena ditinggalkan olehnya. Tapi sedih lebih karena dia gak bisa merasakan perasaan yang gue rasain sama dia. And it's been 3 months already dia ninggalin gue ke pelukan cewek lain. Dan perasaan gue bisa dibilang sudah cukup stabil untuk tidak lagi menangis karena teringat dia. Gue bilang perasaan gue sudah cukup stabil bukan berarti gue sudah berhenti mencintai dia. Bukan berarti gue sudah gak ngerasain perasaan yang dulu gue rasain sama dia. Bukan. Sama skali bukan itu. Gue bisa bilang perasaan gue sudah cukup stabil sekarang, karena gue udah gak ngerasain sakit lagi. Rasa sakit itu sudah gak gue rasain lagi bukan karena gue gak peduli lagi padanya, sama skali bukan. Tapi itu lebih karena gue sudah terbiasa dengan rasa sakit itu hingga mati rasa.
Gue udah berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan dia dari pikiran dan hati gue. And well, hasilnya cukup memuaskan. Gue gak lagi nangis. Dan dia bisa hilang dari pikiran gue. Namun sayangnya, dia tetap saja ada di hati gue.
Mungkin lo jadi bertanya-tanya, seperti apa sih 'mantan' gue itu? Sebegitu charming-nya kah dia sampai-sampai gue gak bisa lupain dia sepenuhnya?
Well, gue hanya bisa bilang 'entahlah'.
Menurut temen-temen gue, dia gak cakep-cakep amat. Malah bisa dibilang standar. Dia gak bisa dibilang ganteng ataupun manis. Yaah, kalo dibandingkan dengan mantan gue sebelumnya, dia gak bisa dibandingkan dalam segi ketampanan. Tapi entah kenapa gue selalu melihat dia sebagai satu-satunya cowok di dunia ini dan gak pernah sekalipun melirik cowok lain yang berusaha mendekati gue dan bisa dibilang 'lebih' dari padanya.
Menurut teman-temannya dia orangnya berantakan. Rambutnya jarang disisir dan bahkan kalo libur jarang mandi dan hanya mengandalkan parfum. Tapi gue suka nyium wangi tubuhnya. Dan lo mungkin berpikir kalo gue aneh. Tapi, itu emang bener. Untungnya sampai saat ini gue belum nemuin cowok yang memakai jenis parfum yang sama dengannya, kalo gak, mungkin gue bisa sesak napas karena ngerasa seperti dia ada di samping gue. Hhahaha.......
Dia bukan anak dari pengusaha yang kaya raya. Bukan. Dia hanyalah cowok sederhana temen TK gue yang gue sayang. Dia masih berstatus mahasiswa dan masa depannya belum jelas. Lain dengan beberapa orang yang mencoba mendekati gue dan sudah menggenggam masa depan cerah di tangannya. Tapi, gue memilih dia. Dia yang sederhana dan baik hati. Dia yang perhatian dan penyayang.
Banyak kekurangan yang mungkin bisa dikatakan tentangnya. Bahkan nyokap gue yang awalnya ngelarang hubungan gue dengan dia, akhirnya mengijinkan hubungan kami setelah gue yakinkan berkali-kali. Tapi, akhirnya ternyata dia ninggalin gue. Dan artinya rasa sayang gue gak sampai padanya.
Semua pengorbanan gue rasanya sia-sia.
Mungkin memang dia bukan jodoh gue.
Mungkin benar yang dikatakan mamah.
Dan mungkin benar kalo gue yang gak bisa yakinin dia.
Ah, gue hanya gak mau menjadi gila karenanya.
Gue hanya gak mau menganggap perasaan benci dan cinta gue padanya menjadi hal yang membuat gue pusing.
Gue hanya ingin bebas dari siksaan batin dan bisa tersenyum sambil berkata, IT'S JUST A CRAZY LITTLE THING CALLED 'MANTAN'.
Jadi gak ada yang perlu di sesali karenanya dan gue tetap harus menatap ke depan. Karena ada banyak cinta didepan sana yang berusaha untuk mendapatkan ruang di relung hati gue. #gubrak #sokpuitis
Wassalam.
Sabtu, 17 September 2011
Bule Nyasar
Hari ini gue berencana untuk ke kantor pos untuk ngirimin buku pesanan temen gue yang kuliah di Jayapura. Kenapa gue lebih milih ngirim via pos dibandingkan TIKI atau JNE? Iya, soalnya buku yang dipesen sama temen gue itu beratnya mencapai 18kg! Kebayang kan, mahalnya gimana kalo gue nekat ngirim via TIKI/JNE?
Nah, inti dari postingan gue kali ini bukan masalah TIKI/JNE-nya, tapi kejadian di kantor pos-nya.
Jadi, pas gue mau ngirimin pesanan temen gue itu, gue ketemu sama bule yang lagi bingung mau ngambil duit yang dikirim sama temennya dan juga mau beli tiket pesawat. Orang-orang yang dikantor pos juga pada bingung dia ngomong apa. Ya udah, gue jadi translator dadakan. Trus yang lucunya lagi nih, itu bule jalan bertiga ditemani dengan satu orang Indonesia yang kelihatan suntuk banget.
"Mas, tour guide-nya mereka ya?", tanya gue sok akrab.
"Bukan. Aku ketemu sama mereka di mesjid." jawab mas-mas itu sambil senyum masam.
Singkat cerita, akhirnya gue tau kalo turis-turis itu dari Arab, Turki dan Dubay. Dan hanya dua diantara mereka yang fasih berbahasa inggris.
Masalah mereka adalah nomor transferan uang mereka salah, jadi uangnya gak bisa diambil, dan mereka sudah harus nyari tiket untuk ke Jakarta ntar malem.
Neni (adek gue) yang kebetulan juga nemenin gue ke kantor pos akhirnya ngomong sama gue, "Ky, kita anter ajah mereka ke travel buat beli tiket. Kasian kan.....". Gue hanya bengong ngedengerin ide ajaib adek gue. Tapi akhirnya gue tawarin juga jasa antar-mengantar gue sama mereka dan mereka setuju. Walaupun mas-mas yang orang Indonesia tadi bilang gak usah, karena itu turis bakal ngerepotin saja. Tapi karena gue udah niat nolong, akhirnya gue bilang aja gak papa. Di dalem mobil gue sempet cerita-cerita sama mereka, dan mas Indonesia (gue sebut aja mas Indonesia ya, soalnya gue gak sempet nanya namanya) bilang kalo dia udah nemenin mereka bertiga dari jam 9 pagi sampe jam 3 sore untuk nyari tempat buat cairkan uang kiriman mereka. Dan dia udah suntuk plus sebel sama itu turis-turis nyasar karena ngomong sama mereka sama skali gak nyambung. Akhirnya gue hanya tertawa prihatin ngedengarnya.
Sampai di travel, turis-turis itu minta gue turun juga sama mereka. Mungkin mereka khawatir orang-orang yang di travel gak ngerti sama omongan mereka juga seperti kejadian di kantor pos tadi. Tapi begitu gue mau turun, si Turki yang cakep banget dan gak lancar bahasa inggris tiba-tiba ngomong sama gue untuk balik lagi ke kantor pos karena nomor transfer uang yang benar udah dikirimin sama temannya. Yaudah, gue akhirnya balik lagi ke kantor pos, tapi sayangnya kantor posnya udah tutup.
Si turki ngomong lagi sama gue, tapi karena omongan inggris-nnya tertatih-tatih, gue jadi gak ngerti apa maunya dia, akhirnya dia nelpon temennya yang satu lagi dan nyuruh gue bicara via telpon dengan temennya itu, "You, talk, english.". Dia ngomong gitu sambil nunjuk-nunjuk gue dan HP Sony Ericsson-nya. Sumpah, ngomong sama si Turki kayak ngomong pas jaman purbakala. Pake bahasa isyarat! Hhahaha......
Trus, gue ngomong sama temennya, ternyata dia minta tolong untuk nganterin si Turki tadi ke Western Union terdekat. Tapi sayangnya udah jam setengah 4, jadi gak ada lagi yang buka.
Finally, gue balik lagi di travel dan ngomong sama dua temen si Turki kalo gak ada Western Union yang buka. Si mas Indonesia nyeletuk, "Udah mbak, pulang aja. Itu bule-bule cuma bisa nyusahin ajah. Kasian daritadi bolak-balik, ntar dicariin sama orang tua-nya loh."
Gue cuma senyum tipis dan tertawa dalem hati. Ini mas-mas kayaknya udah frustasi banget deh nemenin nih bule-bule nyasar.
Setelah berbasa-basi sebentar, gue akhirnya pamit undur diri dari peredaran di sekitar mereka. Setelah gue pikir-pikir, kalo gue tetep beramal gini, bisa-bisa sampe malem ceritanya.
Si arab : "Thank you very much!"
gue : "You're welcome."
si arab : "You want money?"
gue : "No. It's okay. We're muslims, so we have to help each other."
si arab : "Alhamdulillah. Thank you."
si Turki dan Dubay : We pray for you."
Abis itu gue cuman senyum dan membisikkan kata-kata semangat buat si mas Indonesia dan langsung tancap gas.
Pengalaman hari ini bener-bener aneh dan lucu.
Nah, inti dari postingan gue kali ini bukan masalah TIKI/JNE-nya, tapi kejadian di kantor pos-nya.
Jadi, pas gue mau ngirimin pesanan temen gue itu, gue ketemu sama bule yang lagi bingung mau ngambil duit yang dikirim sama temennya dan juga mau beli tiket pesawat. Orang-orang yang dikantor pos juga pada bingung dia ngomong apa. Ya udah, gue jadi translator dadakan. Trus yang lucunya lagi nih, itu bule jalan bertiga ditemani dengan satu orang Indonesia yang kelihatan suntuk banget.
"Mas, tour guide-nya mereka ya?", tanya gue sok akrab.
"Bukan. Aku ketemu sama mereka di mesjid." jawab mas-mas itu sambil senyum masam.
Singkat cerita, akhirnya gue tau kalo turis-turis itu dari Arab, Turki dan Dubay. Dan hanya dua diantara mereka yang fasih berbahasa inggris.
Masalah mereka adalah nomor transferan uang mereka salah, jadi uangnya gak bisa diambil, dan mereka sudah harus nyari tiket untuk ke Jakarta ntar malem.
Neni (adek gue) yang kebetulan juga nemenin gue ke kantor pos akhirnya ngomong sama gue, "Ky, kita anter ajah mereka ke travel buat beli tiket. Kasian kan.....". Gue hanya bengong ngedengerin ide ajaib adek gue. Tapi akhirnya gue tawarin juga jasa antar-mengantar gue sama mereka dan mereka setuju. Walaupun mas-mas yang orang Indonesia tadi bilang gak usah, karena itu turis bakal ngerepotin saja. Tapi karena gue udah niat nolong, akhirnya gue bilang aja gak papa. Di dalem mobil gue sempet cerita-cerita sama mereka, dan mas Indonesia (gue sebut aja mas Indonesia ya, soalnya gue gak sempet nanya namanya) bilang kalo dia udah nemenin mereka bertiga dari jam 9 pagi sampe jam 3 sore untuk nyari tempat buat cairkan uang kiriman mereka. Dan dia udah suntuk plus sebel sama itu turis-turis nyasar karena ngomong sama mereka sama skali gak nyambung. Akhirnya gue hanya tertawa prihatin ngedengarnya.
Sampai di travel, turis-turis itu minta gue turun juga sama mereka. Mungkin mereka khawatir orang-orang yang di travel gak ngerti sama omongan mereka juga seperti kejadian di kantor pos tadi. Tapi begitu gue mau turun, si Turki yang cakep banget dan gak lancar bahasa inggris tiba-tiba ngomong sama gue untuk balik lagi ke kantor pos karena nomor transfer uang yang benar udah dikirimin sama temannya. Yaudah, gue akhirnya balik lagi ke kantor pos, tapi sayangnya kantor posnya udah tutup.
Si turki ngomong lagi sama gue, tapi karena omongan inggris-nnya tertatih-tatih, gue jadi gak ngerti apa maunya dia, akhirnya dia nelpon temennya yang satu lagi dan nyuruh gue bicara via telpon dengan temennya itu, "You, talk, english.". Dia ngomong gitu sambil nunjuk-nunjuk gue dan HP Sony Ericsson-nya. Sumpah, ngomong sama si Turki kayak ngomong pas jaman purbakala. Pake bahasa isyarat! Hhahaha......
Trus, gue ngomong sama temennya, ternyata dia minta tolong untuk nganterin si Turki tadi ke Western Union terdekat. Tapi sayangnya udah jam setengah 4, jadi gak ada lagi yang buka.
Finally, gue balik lagi di travel dan ngomong sama dua temen si Turki kalo gak ada Western Union yang buka. Si mas Indonesia nyeletuk, "Udah mbak, pulang aja. Itu bule-bule cuma bisa nyusahin ajah. Kasian daritadi bolak-balik, ntar dicariin sama orang tua-nya loh."
Gue cuma senyum tipis dan tertawa dalem hati. Ini mas-mas kayaknya udah frustasi banget deh nemenin nih bule-bule nyasar.
Setelah berbasa-basi sebentar, gue akhirnya pamit undur diri dari peredaran di sekitar mereka. Setelah gue pikir-pikir, kalo gue tetep beramal gini, bisa-bisa sampe malem ceritanya.
Si arab : "Thank you very much!"
gue : "You're welcome."
si arab : "You want money?"
gue : "No. It's okay. We're muslims, so we have to help each other."
si arab : "Alhamdulillah. Thank you."
si Turki dan Dubay : We pray for you."
Abis itu gue cuman senyum dan membisikkan kata-kata semangat buat si mas Indonesia dan langsung tancap gas.
Pengalaman hari ini bener-bener aneh dan lucu.
Jumat, 16 September 2011
Suara Medika (Voice of Medica - VOM)
Dulu waktu masih semester satu pas gue masih imut-imutnya, gue terkadang lewat di lantai tiga gedung FK Unhas, dan slalu ada satu ruangan yang menarik perhatian gue. Ruangan itu tepat berada di samping (atau di belakang?) kantin Medika dan terlihat eksklusif. Di depan ruangan itu ada tulisan SUARA MEDIKA. Dan kegiatan di dalemnya gue sama skali gak tau. Apa itu ruang kuliah? Apa itu sekretariat mahasiswa? Gue bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Setelah beberapa waktu gak nemuin pencerahan apapun mengenai ruangan itu, akhirnya gue beranikan diri untuk nanya sama salah seorang senior yang gue kenal. Dan terjawablah rasa penasaran gue itu. Ternyata ruangan yang gue pikir ruang kuliah itu adalah salah satu stasiun radio yang namanya "Suara Medika Fm" atau biasanya disebut juga sebagai VOM alias Voice of Medica. Dalem hati gue pikir, 'wuih, keren juga nih FK punya radio sendiri'. Gue jadi pengen gabung di dalamnya dan menjadi salah satu penyiar Suara Medika. Tapi sayangnya, gue sama skali gak tau gimana cara masuknya. Selidik punya selidik, eh ternyata Suara Medika vakum nyiar ---- entah apa masalahnya.
And finally, hari selasa kemaren kak Igo masuk di ruang kelas gue dan umumin kalo telah dibuka lowongan untuk jadi penyiar di Suara Medika. Gue yang saat itu lagi ngantuk berat langsung melek seketika. Gue buka lebar-lebar indra pendengaran gue dan menyimak baik-baik semua penjelasan kak Igo. Syarat pendaftarannya cukup mudah, hanya disuruh mengumpulkan CV, surat lamaran kerja dan pas foto 4x6.
Awalnya gue pikir nulis surat lamaran kerja itu gampang, tapi ternyata gue ngabisin waktu semalem suntuk cuma untuk nulis surat lamaran kerja yang panjangnya gak sampai satu halaman kertas A4. Hhehe....
Esok harinya gue ngumpulin berkas gue dan ternyata yang ngedaftar disuruh balik hari kamis untuk interview. Dalem hati gue pikir, 'ah,cuman interview ini.....Gak bakalan susah-lahh.'
Hari Kamis, jam 4 sore, gue dateng ke VOM dengan semangat menggebu-gebu. Tapi begitu ngeliat banyaknya orang yang datang, nyali gue langsung ciut. Rasanya pengen pulang saja dan batal mendaftar. Padahal gue pikir, yang daftar pasti cuma sedikit, tapi ternyata banyak juga yang berminat.
Belum lama gue disana, kak Igo keluar dari studio dan umumin kalo kita semua bakalan di tes tertulis dulu, abis itu baru wawancara. Oh Gosh! What the??? Gue sama skali gak ada persiapan buat tes tertulis atau apapun itu. Akhirnya gue cuman bisa pasrah dan ngejawab seadanya. Selesai tes tulis, gue masih nunggu giliran interview gue, dan ternyata giliran gue masih lama, jadi gue ngobrol-ngobrol aja sama orang-orang yang ada disana. Dan satu lagi fakta yang gue dapetin, ternyata yang daftar ini bukan cuma anak-anak FK doang, tp juga dari fakultas lain, bahkan ada juga yang dari jurusan sastra inggris! Nah, semakin ciutlah nyali gue. Rasanya bener-bener pengen lari ke hutan kemudian teriakku, kulari ke pantai kemudian menyanyiku...... #loh? kok malah berpuisi kayak Cinta yakk?? Hhahaha......
Intinya tuh, saat itu gue pengen kabur ajah. Pengen lari. Pengen undurin diri.
Tangan gue udah dingin banget pas tiba giliran gue. Sambil nenangin diri sendiri, akhirnya gue masuk ke Suara Medika dan duduk di depan penyiar-penyiar lain. Kalo gak salah inget sih ada sekitar 5-6 orang gitu yang nge-interview gue.
Awalnya gue disuruh perkenalkan diri dulu, trus ditanya-tanya tentang lagu favorit, band favorit, penyanyi favorit, lagu-lagu terbaru dan lain-lain. Sampai disini gue masih fine-fine ajah, hingga akhirnya gue disuruh akting lagi siaran. Sumpah, gue bingung banget mau ngomong apa ajah. Tapi entah dapet kekuatan darimana, kata-kata meluncur keluar begitu saja dari mulut gue. Mulai dari opening sampe closing bisa gue atasi dengan baik. Trus gue juga disuruh siaran duet sama salah seorang penyiar disitu dan ngebaca berita dan juga ngebaca iklan. Pokoknya all things that you should do as an announcer deh.
Tapi yang tiba-tiba bikin gue kagok adalah.......
"Nah, kita udah denger nih kamu siaran kayak gimana, sekarang kita mau denger suara kamu kalo nyanyi."
"Hahh?? Nyanyi kak?"
"Iya, nyanyi."
"Serius?"
"Yaiyalah. Emang kamu pikir kita disini main-main?"
Gue diem. Lamaaaaa banget. Hingga akhirnya kak Arief dateng dan nyeletuk, "Dia pinter maen gitar. Skalian aja disuruh nyanyi sambil main gitar."
Gubrak! Rasanya gue mau nyebur dalem kolam ikan deh.
Senior-senior disana manggut-manggut tanda setuju. Gue akhirnya hanya bisa pasrah saat gitar sudah disodorin. Saking gugupnya gue, sampai-sampai gue lupa lirik lagu yang gue nyanyiin! Parah banget gak sihh?
Syukurlah penderitaan gue segera berakhir. Karena ternyata gue diinterview lamaaaaa banget! Temen gue yang masuk setelah gue malah udah keluar duluan. Pas gue tanyain dia tadi disuruh nyanyi juga atau gak, dia bilang gak. Jadi ini kesimpulannya gue yang dikerjain atau gimana sihh??
Ah, masa bodo'. Yang penting gue udah nyoba, kalopun gak keterima, gue bisa ikhlas karena gue udah usaha.
Hari ini, hari Jumat adalah penentuan kelulusan.
Dan tebak sodara-sodara.......apakah gue LULUS???
YUPP!! GUE LULUS INTERVIEW!
Alhamdulillah, gue seneng banget! Bayangin, dari puluhan orang yang mendaftar hanya sepuluh orang yang diterima, dan gue TERMASUK didalamnya! I'm SUPER proud!
Tapi, gak seharusnya gue seneng dulu.
Masih ada tahap training yang menanti.
Semoga gue bisa ngebagi waktu gue dengan baik.
Antara akademik, sinovia, dan nyiar.
SEMANGAT!!!!
Setelah beberapa waktu gak nemuin pencerahan apapun mengenai ruangan itu, akhirnya gue beranikan diri untuk nanya sama salah seorang senior yang gue kenal. Dan terjawablah rasa penasaran gue itu. Ternyata ruangan yang gue pikir ruang kuliah itu adalah salah satu stasiun radio yang namanya "Suara Medika Fm" atau biasanya disebut juga sebagai VOM alias Voice of Medica. Dalem hati gue pikir, 'wuih, keren juga nih FK punya radio sendiri'. Gue jadi pengen gabung di dalamnya dan menjadi salah satu penyiar Suara Medika. Tapi sayangnya, gue sama skali gak tau gimana cara masuknya. Selidik punya selidik, eh ternyata Suara Medika vakum nyiar ---- entah apa masalahnya.
And finally, hari selasa kemaren kak Igo masuk di ruang kelas gue dan umumin kalo telah dibuka lowongan untuk jadi penyiar di Suara Medika. Gue yang saat itu lagi ngantuk berat langsung melek seketika. Gue buka lebar-lebar indra pendengaran gue dan menyimak baik-baik semua penjelasan kak Igo. Syarat pendaftarannya cukup mudah, hanya disuruh mengumpulkan CV, surat lamaran kerja dan pas foto 4x6.
Awalnya gue pikir nulis surat lamaran kerja itu gampang, tapi ternyata gue ngabisin waktu semalem suntuk cuma untuk nulis surat lamaran kerja yang panjangnya gak sampai satu halaman kertas A4. Hhehe....
Esok harinya gue ngumpulin berkas gue dan ternyata yang ngedaftar disuruh balik hari kamis untuk interview. Dalem hati gue pikir, 'ah,cuman interview ini.....Gak bakalan susah-lahh.'
Hari Kamis, jam 4 sore, gue dateng ke VOM dengan semangat menggebu-gebu. Tapi begitu ngeliat banyaknya orang yang datang, nyali gue langsung ciut. Rasanya pengen pulang saja dan batal mendaftar. Padahal gue pikir, yang daftar pasti cuma sedikit, tapi ternyata banyak juga yang berminat.
Belum lama gue disana, kak Igo keluar dari studio dan umumin kalo kita semua bakalan di tes tertulis dulu, abis itu baru wawancara. Oh Gosh! What the??? Gue sama skali gak ada persiapan buat tes tertulis atau apapun itu. Akhirnya gue cuman bisa pasrah dan ngejawab seadanya. Selesai tes tulis, gue masih nunggu giliran interview gue, dan ternyata giliran gue masih lama, jadi gue ngobrol-ngobrol aja sama orang-orang yang ada disana. Dan satu lagi fakta yang gue dapetin, ternyata yang daftar ini bukan cuma anak-anak FK doang, tp juga dari fakultas lain, bahkan ada juga yang dari jurusan sastra inggris! Nah, semakin ciutlah nyali gue. Rasanya bener-bener pengen lari ke hutan kemudian teriakku, kulari ke pantai kemudian menyanyiku...... #loh? kok malah berpuisi kayak Cinta yakk?? Hhahaha......
Intinya tuh, saat itu gue pengen kabur ajah. Pengen lari. Pengen undurin diri.
Tangan gue udah dingin banget pas tiba giliran gue. Sambil nenangin diri sendiri, akhirnya gue masuk ke Suara Medika dan duduk di depan penyiar-penyiar lain. Kalo gak salah inget sih ada sekitar 5-6 orang gitu yang nge-interview gue.
Awalnya gue disuruh perkenalkan diri dulu, trus ditanya-tanya tentang lagu favorit, band favorit, penyanyi favorit, lagu-lagu terbaru dan lain-lain. Sampai disini gue masih fine-fine ajah, hingga akhirnya gue disuruh akting lagi siaran. Sumpah, gue bingung banget mau ngomong apa ajah. Tapi entah dapet kekuatan darimana, kata-kata meluncur keluar begitu saja dari mulut gue. Mulai dari opening sampe closing bisa gue atasi dengan baik. Trus gue juga disuruh siaran duet sama salah seorang penyiar disitu dan ngebaca berita dan juga ngebaca iklan. Pokoknya all things that you should do as an announcer deh.
Tapi yang tiba-tiba bikin gue kagok adalah.......
"Nah, kita udah denger nih kamu siaran kayak gimana, sekarang kita mau denger suara kamu kalo nyanyi."
"Hahh?? Nyanyi kak?"
"Iya, nyanyi."
"Serius?"
"Yaiyalah. Emang kamu pikir kita disini main-main?"
Gue diem. Lamaaaaa banget. Hingga akhirnya kak Arief dateng dan nyeletuk, "Dia pinter maen gitar. Skalian aja disuruh nyanyi sambil main gitar."
Gubrak! Rasanya gue mau nyebur dalem kolam ikan deh.
Senior-senior disana manggut-manggut tanda setuju. Gue akhirnya hanya bisa pasrah saat gitar sudah disodorin. Saking gugupnya gue, sampai-sampai gue lupa lirik lagu yang gue nyanyiin! Parah banget gak sihh?
Syukurlah penderitaan gue segera berakhir. Karena ternyata gue diinterview lamaaaaa banget! Temen gue yang masuk setelah gue malah udah keluar duluan. Pas gue tanyain dia tadi disuruh nyanyi juga atau gak, dia bilang gak. Jadi ini kesimpulannya gue yang dikerjain atau gimana sihh??
Ah, masa bodo'. Yang penting gue udah nyoba, kalopun gak keterima, gue bisa ikhlas karena gue udah usaha.
Hari ini, hari Jumat adalah penentuan kelulusan.
Dan tebak sodara-sodara.......apakah gue LULUS???
YUPP!! GUE LULUS INTERVIEW!
Alhamdulillah, gue seneng banget! Bayangin, dari puluhan orang yang mendaftar hanya sepuluh orang yang diterima, dan gue TERMASUK didalamnya! I'm SUPER proud!
Tapi, gak seharusnya gue seneng dulu.
Masih ada tahap training yang menanti.
Semoga gue bisa ngebagi waktu gue dengan baik.
Antara akademik, sinovia, dan nyiar.
SEMANGAT!!!!
Kamis, 15 September 2011
Fenomena MABA (Mahasiswa Baru)
Seperti biasa, ditahun ajaran baru seperti ini kita bakal ngeliat banyak banget mahasiswa baru yang masuk ke perguruan tinggi, tidak terkecuali untuk kampus gue, Universitas Hasanuddin, lebih khususnya lagi Fakultas Kedokteran-nya.
Sepanjang yang gue perhatikan saat ini, setiap maba di tiap fakultas memiliki ciri khas masing-masing. Ada yang make pita penanda fakultasnya, ada juga yang make item-putih kayak tai cicak selama perkulihan. Dan untuk lebih jelasnya lagi yang menandakan kalo mereka maba adalah, mereka BOTAK dan CUPU dan CULUN dan.........bisa kalian isi sendirilah titik-titiknya. Hhehe.....
Fenomena maba yang fenomenal ini awalnya sama sekali gak mengganggu gue. Gue nyantai-nyantai aja dan bangga karena ngerasa lebih 'senior'. Hhaha..... Terkadang gue malah nertawain diri gue sendiri kalo keinget dulu waktu masih jaman gue maba apa culun banget kayak gitu ya? Apa gue juga cupu? Apa gue juga klimis? Apa gue jugaaaa.....???
Tapi kemudian ini mulai mengganggu, karena setelah gue perhatiin, ada beberapa hal yang bikin gue jadi gak nyaman. Apakah itu???
1. MEREKA KALO JALAN SLALU NUNDUK (apa gak takut nabrak orang didepannya?)
2. MEREKA KALO JALAN SLALU BERGEROMBOL (kayak sapi lagi di gembalain ajah)
3. MEREKA KALO JALAN SLALU DI PINGGIR BANGET DEKET DINDING! (emang jalan fakultas kurang lebar?)
Nah, untuk alasan yang ketiga tadi itu bener-bener membuat gue heran. MEREKA KALO JALAN SLALU DI PINGGIR DEKET DINDING, seolah-olah mereka jalan sambil pengen nyiumin itu TEMBOK! Bener-bener aneh. Bisa lo bayangin kan keanehannya?
Gue jadi mikir, apakah memang maba-maba sekarang ini harus bertingkah seperti itu? Kemana-mana nunduk, bergerombol, dan nyiumin tembok! Apa sebegitu menakutkannya kah lingkungan sekitar mereka? Apa kalo mereka berdiri dan berjalan tegap bakal ada yang nantangin berkelahi? Apa kalo mereka jalan sendiri bakalan ada yang malakin? Apa kalo mereka gak nyiumin tembok bakal ada yang minta dicium? #eh?
Oke, untuk kalimat terakhir gue diatas gak usah dipikirin.
Gue pikir berulang kali, sepertinya waktu gue maba dulu gue gak kayak gini deh. Atau itu hanya dipikiran gue? Jangan-jangan gue berhalusinasi? Jangan-jangan gue juga dulu seperti mereka? Jangan-jangan dulu gue juga sempat nyiumin tembok? Hiiiiii.......
Ah, seberapa keraspun gue berpikir, sepertinya fenomena maba yang seperti ini gak bakal bisa hilang. Kecuali tahap OSPEK di tiap fakultas dihapuskan. Hehehe..... (apa hubungannya yakk??)
Pokoknya, HIDUP MAHASISWA!
Sepanjang yang gue perhatikan saat ini, setiap maba di tiap fakultas memiliki ciri khas masing-masing. Ada yang make pita penanda fakultasnya, ada juga yang make item-putih kayak tai cicak selama perkulihan. Dan untuk lebih jelasnya lagi yang menandakan kalo mereka maba adalah, mereka BOTAK dan CUPU dan CULUN dan.........bisa kalian isi sendirilah titik-titiknya. Hhehe.....
Fenomena maba yang fenomenal ini awalnya sama sekali gak mengganggu gue. Gue nyantai-nyantai aja dan bangga karena ngerasa lebih 'senior'. Hhaha..... Terkadang gue malah nertawain diri gue sendiri kalo keinget dulu waktu masih jaman gue maba apa culun banget kayak gitu ya? Apa gue juga cupu? Apa gue juga klimis? Apa gue jugaaaa.....???
Tapi kemudian ini mulai mengganggu, karena setelah gue perhatiin, ada beberapa hal yang bikin gue jadi gak nyaman. Apakah itu???
1. MEREKA KALO JALAN SLALU NUNDUK (apa gak takut nabrak orang didepannya?)
2. MEREKA KALO JALAN SLALU BERGEROMBOL (kayak sapi lagi di gembalain ajah)
3. MEREKA KALO JALAN SLALU DI PINGGIR BANGET DEKET DINDING! (emang jalan fakultas kurang lebar?)
Nah, untuk alasan yang ketiga tadi itu bener-bener membuat gue heran. MEREKA KALO JALAN SLALU DI PINGGIR DEKET DINDING, seolah-olah mereka jalan sambil pengen nyiumin itu TEMBOK! Bener-bener aneh. Bisa lo bayangin kan keanehannya?
Gue jadi mikir, apakah memang maba-maba sekarang ini harus bertingkah seperti itu? Kemana-mana nunduk, bergerombol, dan nyiumin tembok! Apa sebegitu menakutkannya kah lingkungan sekitar mereka? Apa kalo mereka berdiri dan berjalan tegap bakal ada yang nantangin berkelahi? Apa kalo mereka jalan sendiri bakalan ada yang malakin? Apa kalo mereka gak nyiumin tembok bakal ada yang minta dicium? #eh?
Oke, untuk kalimat terakhir gue diatas gak usah dipikirin.
Gue pikir berulang kali, sepertinya waktu gue maba dulu gue gak kayak gini deh. Atau itu hanya dipikiran gue? Jangan-jangan gue berhalusinasi? Jangan-jangan gue juga dulu seperti mereka? Jangan-jangan dulu gue juga sempat nyiumin tembok? Hiiiiii.......
Ah, seberapa keraspun gue berpikir, sepertinya fenomena maba yang seperti ini gak bakal bisa hilang. Kecuali tahap OSPEK di tiap fakultas dihapuskan. Hehehe..... (apa hubungannya yakk??)
Pokoknya, HIDUP MAHASISWA!
Minggu, 11 September 2011
GALAU
Gue nulis postingan ini bukan karena gue lagi galau. Inget ya, BUKAN karena gue lagi GALAU! Tapi ini lebih karena gue penasaran banget sama kata yang satu itu. Entah kenapa akhir-akhir ini gue kerap ngedenger kata itu. Galau. Selalu terngiang-ngiang. Bahkan gue selalu dikatai galau sama temen-temen gue, dan itu membuat gue sebel setengah mati.
Gue jadi bertanya-tanya, apa sih itu galau? Galau itu apa? Kenapa banyak yang sering ngatain gue galau? Kenapa juga galau populer banget sampe-sampe dikaitkan dengan kehidupan gue? Trus, kenapa galau selalu identik sama gue? Kenapaaaaaaa????
Ah, daripada bingung dan bertanya-tanya pada diri sendiri akhirnya gue nyari jawabannya di oom google. Gue ketik kata 'galau' dan nemuin banyak banget definisi mengenai galau ini. Tapi gue akhirnya sepakat untuk nulis mengenai definisi galau ini menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) ajah. Lebih terjamin ke-benar-an-nya.
ga.lau
[a] ber.ga.lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran)
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/galau#ixzz1Xe8JCbiS
Nah, dari arti kata di atas, bisa gue simpulkan kalau gue sama skali NGGAK GALAU.
Gue bukan tipe orang yang suka keramaian. Dan gue juga orang yang paling waras diantara temen-temen gue, jadi gak mungkin dong kalo pikiran gue gak keruan?? Gue lebih memilih mengatakan diri sendiri dinamis dibandingkan labil. Jadi, dimana letak kegalauan gue? DIMANAAA??
Gue bingung dengan jaman sekarang ini. Ketika lo sedih, lo dikatai galau. Ketika lo seneng sampe senyum-senyum sendiri, lo juga dikatai galau. Ketika lo lagi dapet ide untuk buat puisi dan nulis di blog lo, lo dikatai galau juga. Bahkan ketika lo diem gak ngapa-ngapain, lo tetep ajaaaaa dikatai galau. Apakah ada kesalahan paradigma disini? Apakah karena gue berpuisi maka gue galau? Apakah karena gue diem maka gue galau? Apakah karena gue gak makan siang maka gue galau? Aaaarrggghhh, gue jadi bingung sendiri.
Berikut adalah beberapa cerita yang menyebutkan tentang 'kegalauan' gue.
Seperti siang itu di kampus, gak tau lagi kesambet setan apa (mungkin setan galau) Arni tiba-tiba ngegombal gak jelas sama anak-anak sekelas. Mulai dari astronot sampe lem korea-pun dia gombalkan! Gue sampai bingung, nih anak sebenernya kenapa? Gombalannya pun gak ada yang berhasil. Ini satu cuplikan percakapan antara Arni dan Tami.
Arni : "Mi, punya lem korea gak?"
Tami : "Beli aja di pinggir jalan. Murah, cuman lima ribu. Pelit amat sihh?"
Arni : *hening*
Arni yang gagal menggombal marah-marah gak jelas sama Tami. Harusnya kan Tami jawabnya 'emang kenapa?' trus ntar Arni jawab 'soalnya aku mau merekatkan hatiku pada hatimu'. Huekkks. Tami yang baru nyadar kalo maksud Arni adalah menggombal malah tertawa terbahak-bahak. Gue yang ngeliat keajaiban dunia ke-100 itu cuman diem dan gak tau musti ngapain. Nah, melihat fakta itu, sudah jelas dong kalo gue yang paling stabil dan gak galau? Iya kan, iya lah, iya doooong???
Waktu makan di Pizza Hut Pettarani juga gue dikatai galau. Entah kenapa, pas kita lagi cerita-cerita gitu, tiba-tiba nyambung ke pembicaraan masalah merit. Trus Fatma nyeletuk, "Udaaaahhh....biarin aja yang paling galau ntar nikah duluan". Abis ngomong kayak gitu, serempak Arni, Ayu dan Tami ngeliat ke arah gue. MAKSUDNYA APAAA??? Gue gitu yang paling GALAU? Huhh......
"Tenang aja, kalo gue yang nikah duluan, dipastikan lo semua bakal nikah pas umur 30-an." Jawab gue santai, padahal dalem hati dongkol abis.
Seketika raut muka mereka semua berubah. Hhhhahaha......rasain!
"Kalo kayak gitu, gak pa-pa deh ky kalo gue yang nikah duluan." ini Fatma yang ngomong lohhhh......
Trus, pas rapat di bilik juga gue dikatai galau sama Dini. Dia bilang gini, "Kalau gue aja dibilang galau, trus kiky disebut apa dooong???". Ini biar gue aja yang jawab, SUPER GALAU. Hahhh...... *hembuskan napas
Oke, gue akui terkadang (atau sering?) status gue di twitter suka lebay. Hmmm.....gue sebenernya gak suka nyebut itu lebay, tapi 'ekspresif'. Ya, ekspresif. Emangnya salah gitu ya kalo gue suka untuk mengekspresikan perasaan gue melalui kata-kata? Kalo gue ekspresif dalam mengekspresikan perasaan gue, apakah itu bisa dikatakan galau juga? Jadi, orang yang ekspresif itu galau? Jadi, kesimpulannya GALAU = EKSPRESIF ?
Ah, daripada lo semua jadi tambah bingung dengan tulisan gaje gue, dan tersesat karena definisi galau gue yang gak jelas juga, lebih baik gue akhiri saja postingan gue sampai disini.
Inget, gue emang orangnya gak jelas, tapi bukan GALAU. Oke?
Wassalam.
Gue jadi bertanya-tanya, apa sih itu galau? Galau itu apa? Kenapa banyak yang sering ngatain gue galau? Kenapa juga galau populer banget sampe-sampe dikaitkan dengan kehidupan gue? Trus, kenapa galau selalu identik sama gue? Kenapaaaaaaa????
Ah, daripada bingung dan bertanya-tanya pada diri sendiri akhirnya gue nyari jawabannya di oom google. Gue ketik kata 'galau' dan nemuin banyak banget definisi mengenai galau ini. Tapi gue akhirnya sepakat untuk nulis mengenai definisi galau ini menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) ajah. Lebih terjamin ke-benar-an-nya.
ga.lau
[a] ber.ga.lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran)
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/galau#ixzz1Xe8JCbiS
Nah, dari arti kata di atas, bisa gue simpulkan kalau gue sama skali NGGAK GALAU.
Gue bukan tipe orang yang suka keramaian. Dan gue juga orang yang paling waras diantara temen-temen gue, jadi gak mungkin dong kalo pikiran gue gak keruan?? Gue lebih memilih mengatakan diri sendiri dinamis dibandingkan labil. Jadi, dimana letak kegalauan gue? DIMANAAA??
Gue bingung dengan jaman sekarang ini. Ketika lo sedih, lo dikatai galau. Ketika lo seneng sampe senyum-senyum sendiri, lo juga dikatai galau. Ketika lo lagi dapet ide untuk buat puisi dan nulis di blog lo, lo dikatai galau juga. Bahkan ketika lo diem gak ngapa-ngapain, lo tetep ajaaaaa dikatai galau. Apakah ada kesalahan paradigma disini? Apakah karena gue berpuisi maka gue galau? Apakah karena gue diem maka gue galau? Apakah karena gue gak makan siang maka gue galau? Aaaarrggghhh, gue jadi bingung sendiri.
Berikut adalah beberapa cerita yang menyebutkan tentang 'kegalauan' gue.
Seperti siang itu di kampus, gak tau lagi kesambet setan apa (mungkin setan galau) Arni tiba-tiba ngegombal gak jelas sama anak-anak sekelas. Mulai dari astronot sampe lem korea-pun dia gombalkan! Gue sampai bingung, nih anak sebenernya kenapa? Gombalannya pun gak ada yang berhasil. Ini satu cuplikan percakapan antara Arni dan Tami.
Arni : "Mi, punya lem korea gak?"
Tami : "Beli aja di pinggir jalan. Murah, cuman lima ribu. Pelit amat sihh?"
Arni : *hening*
Arni yang gagal menggombal marah-marah gak jelas sama Tami. Harusnya kan Tami jawabnya 'emang kenapa?' trus ntar Arni jawab 'soalnya aku mau merekatkan hatiku pada hatimu'. Huekkks. Tami yang baru nyadar kalo maksud Arni adalah menggombal malah tertawa terbahak-bahak. Gue yang ngeliat keajaiban dunia ke-100 itu cuman diem dan gak tau musti ngapain. Nah, melihat fakta itu, sudah jelas dong kalo gue yang paling stabil dan gak galau? Iya kan, iya lah, iya doooong???
Waktu makan di Pizza Hut Pettarani juga gue dikatai galau. Entah kenapa, pas kita lagi cerita-cerita gitu, tiba-tiba nyambung ke pembicaraan masalah merit. Trus Fatma nyeletuk, "Udaaaahhh....biarin aja yang paling galau ntar nikah duluan". Abis ngomong kayak gitu, serempak Arni, Ayu dan Tami ngeliat ke arah gue. MAKSUDNYA APAAA??? Gue gitu yang paling GALAU? Huhh......
"Tenang aja, kalo gue yang nikah duluan, dipastikan lo semua bakal nikah pas umur 30-an." Jawab gue santai, padahal dalem hati dongkol abis.
Seketika raut muka mereka semua berubah. Hhhhahaha......rasain!
"Kalo kayak gitu, gak pa-pa deh ky kalo gue yang nikah duluan." ini Fatma yang ngomong lohhhh......
Trus, pas rapat di bilik juga gue dikatai galau sama Dini. Dia bilang gini, "Kalau gue aja dibilang galau, trus kiky disebut apa dooong???". Ini biar gue aja yang jawab, SUPER GALAU. Hahhh...... *hembuskan napas
Oke, gue akui terkadang (atau sering?) status gue di twitter suka lebay. Hmmm.....gue sebenernya gak suka nyebut itu lebay, tapi 'ekspresif'. Ya, ekspresif. Emangnya salah gitu ya kalo gue suka untuk mengekspresikan perasaan gue melalui kata-kata? Kalo gue ekspresif dalam mengekspresikan perasaan gue, apakah itu bisa dikatakan galau juga? Jadi, orang yang ekspresif itu galau? Jadi, kesimpulannya GALAU = EKSPRESIF ?
Ah, daripada lo semua jadi tambah bingung dengan tulisan gaje gue, dan tersesat karena definisi galau gue yang gak jelas juga, lebih baik gue akhiri saja postingan gue sampai disini.
Inget, gue emang orangnya gak jelas, tapi bukan GALAU. Oke?
Wassalam.
Selasa, 06 September 2011
DOA-ku
Tuhan, sekarang tugasku sudah selesai
kuserahkan ia pada orang yang bisa mengerti
dan lebih membuatnya bahagia
Lindungi dia, Tuhan
Ketika penjagaan dan kasih sayangku tak
dapat lagi sampai padanya
Ku tahu dia menyayangiku, Tuhan
Hanya saja ia sedikit lupa
Hanya saja ia tak menyadari
Ia meninggalkan orang yang ia sayangi
demi orang yang ia sukai
Ia meninggalkan orang yang ia sayangi
demi orang yang bisa selalu ada di sampingnya
Tuhan, jahatkah aku
jika aku menginginkan mereka berpisah?
Egoiskah aku
jika aku tak ingin melihat mereka bahagia?
Salahkah aku
jika aku menginginkannya kembali?
Tuhan, aku sebenarnya belum sepenuhnya ikhlas
Lapangkanlah hatiku, Tuhan
Buat aku tersenyum tanpanya
Buat aku terbiasa tanpanya
Kuatkan aku, Tuhan
Disaat aku merindukannya
aku dapat berusaha tersenyum dan bilang I'm fine
Kuatkan aku, Tuhan
Disaat aku hendak menangis mengingatnya
aku bisa menahan airmataku sendiri
Tuhan, ada sosok lain
yang sedang berusaha mencuri hatiku
Bolehkah aku, Tuhan?
Bisakah aku, Tuhan?
Haruskah aku membuka hatiku untuknya?
Mampukah aku mencintai orang lain selain dirinya?
kuserahkan ia pada orang yang bisa mengerti
dan lebih membuatnya bahagia
Lindungi dia, Tuhan
Ketika penjagaan dan kasih sayangku tak
dapat lagi sampai padanya
Ku tahu dia menyayangiku, Tuhan
Hanya saja ia sedikit lupa
Hanya saja ia tak menyadari
Ia meninggalkan orang yang ia sayangi
demi orang yang ia sukai
Ia meninggalkan orang yang ia sayangi
demi orang yang bisa selalu ada di sampingnya
Tuhan, jahatkah aku
jika aku menginginkan mereka berpisah?
Egoiskah aku
jika aku tak ingin melihat mereka bahagia?
Salahkah aku
jika aku menginginkannya kembali?
Tuhan, aku sebenarnya belum sepenuhnya ikhlas
Lapangkanlah hatiku, Tuhan
Buat aku tersenyum tanpanya
Buat aku terbiasa tanpanya
Kuatkan aku, Tuhan
Disaat aku merindukannya
aku dapat berusaha tersenyum dan bilang I'm fine
Kuatkan aku, Tuhan
Disaat aku hendak menangis mengingatnya
aku bisa menahan airmataku sendiri
Tuhan, ada sosok lain
yang sedang berusaha mencuri hatiku
Bolehkah aku, Tuhan?
Bisakah aku, Tuhan?
Haruskah aku membuka hatiku untuknya?
Mampukah aku mencintai orang lain selain dirinya?
Senin, 05 September 2011
Welcome to REALity
Gak kerasa libur udah usai. Padahal gue masih pengen berlama-lama di sorong. Masih pengen usilin Alfi, masih pengen manja-manja sama papah, masih pengen gangguin Ardi, dan masih pengen yang lainnya. Gue akhirnya harus rela liburan usai, padahal dalem hati gue teriak, "Liburan,plisssss LOE sama GUE jangan END dulu doooooooonggggg!"
Jd hari minggu, tanggal 4 september ini gue harus rela untuk ninggalin sorong. Padahal, hari itu keluarga besar gue pada ke Raja Ampat lagi! Kalo gue gak inget besok senin ada tutorial, rasanya pengen bolos kuliah ajah.
Begitu nyampe makassar gue langsung tepar dan terbangun saat maghrib. Kaget karena udah malem, akhirnya gue nyadar kalo gue belom ngerjain tugas tutorial sama skali! Gue pun langsung ngibrit ke warnet, berhubung pulsa modem belon diisi. Hhehe.... Pulang dari warnet udah jam 9 malem. Gue sempet-sempetin diri buat belajar dikit. Tapi gak tau kenapa perasaan gue malem itu galauuu banget. Secara gue tahu kalo 'dia' ada di makassar. Dan itu membuat perasaan gue kacau dan gak konsen belajar. It's really frustating when you know he's near you, but you can't meet him! Gue kangen, kangeeeeen banget. Dan bodohnya, seberapa besarpun gue benci sama dia, tetep ajah gue pengen ketemu, dan itu bener2 membuat gue terlihat seperti seorang idiot. REAL IDIOT.
Jam 11 malem ada yang nelpon, pas gue ngeliat layar tertulis *R*L calling. Jantung gue langsung bereaksi. Berdetak gak karuan. Seketika gue palpitasi dan takikardi. Angkat, tidak, angkat, tidak, angkat, tidak.... Gue mikir hampir semenit. Gue gak tau harus ngomong apa dan gimana. Tapi karena gue bego, akhirnya gue angkat juga teleponnya.
Inti percakapan, dia mau ke rumah gue dan saat itu dia udah ada di depan kompleks gue! Gue kaget banget, antar senang karena bisa ketemu dan bingung karena harus bertemu dengan orang yang gue sayang sekaligus gue benci. Complicated dah.
Dia datang! Hanya di depan pagar, gak masuk ke dalam rumah. And guess what apa yang gue lakukan selama kurang lebih setengah jam bersamanya? Hanya menunduk dan melihat ke arah lain! Padahal gue kangen setengah mati sama dia, gue pengen ketemu dengan dia! Tapi menatap wajahnya pun gue gak sanggup. Yang gue lakuin hanya mengepalkan tangan keras-keras hingga jemari gue sakit untuk sekedar menyadarkan diri gue sendiri kalo dia bukan milik gue lagi.
Dia datang untuk mengucapkan kata 'maaf'. Kata yang sudah sering sekali terucap lewat bibirnya untuk gue. Tapi gue gak bisa. Gak bisa dan gak tau kapan gue bisa maafin dia. Terlalu sakit. Sakit banget. Gue hanya heran dengan perilakunya. Gue hanya bingung dengan tingkahya yang masih saja mengkhawatirkan gue. Itu hanya akan menyakiti pacarnya yang sekarang. Mungkin gue bakalan senang dengan perhatiannya karena itu membuktikan kalo dia masih menyimpan rasa sama gue, tapi bukan itu cerita yang terjadi disini. Karena dia sudah punya pengganti gue yang lain!
Ah, apapun yang gue rasain udah gak penting lagi dalam kisah ini.
So, welcome to reality ky! He's no longer yours.
Jd hari minggu, tanggal 4 september ini gue harus rela untuk ninggalin sorong. Padahal, hari itu keluarga besar gue pada ke Raja Ampat lagi! Kalo gue gak inget besok senin ada tutorial, rasanya pengen bolos kuliah ajah.
Begitu nyampe makassar gue langsung tepar dan terbangun saat maghrib. Kaget karena udah malem, akhirnya gue nyadar kalo gue belom ngerjain tugas tutorial sama skali! Gue pun langsung ngibrit ke warnet, berhubung pulsa modem belon diisi. Hhehe.... Pulang dari warnet udah jam 9 malem. Gue sempet-sempetin diri buat belajar dikit. Tapi gak tau kenapa perasaan gue malem itu galauuu banget. Secara gue tahu kalo 'dia' ada di makassar. Dan itu membuat perasaan gue kacau dan gak konsen belajar. It's really frustating when you know he's near you, but you can't meet him! Gue kangen, kangeeeeen banget. Dan bodohnya, seberapa besarpun gue benci sama dia, tetep ajah gue pengen ketemu, dan itu bener2 membuat gue terlihat seperti seorang idiot. REAL IDIOT.
Jam 11 malem ada yang nelpon, pas gue ngeliat layar tertulis *R*L calling. Jantung gue langsung bereaksi. Berdetak gak karuan. Seketika gue palpitasi dan takikardi. Angkat, tidak, angkat, tidak, angkat, tidak.... Gue mikir hampir semenit. Gue gak tau harus ngomong apa dan gimana. Tapi karena gue bego, akhirnya gue angkat juga teleponnya.
Inti percakapan, dia mau ke rumah gue dan saat itu dia udah ada di depan kompleks gue! Gue kaget banget, antar senang karena bisa ketemu dan bingung karena harus bertemu dengan orang yang gue sayang sekaligus gue benci. Complicated dah.
Dia datang! Hanya di depan pagar, gak masuk ke dalam rumah. And guess what apa yang gue lakukan selama kurang lebih setengah jam bersamanya? Hanya menunduk dan melihat ke arah lain! Padahal gue kangen setengah mati sama dia, gue pengen ketemu dengan dia! Tapi menatap wajahnya pun gue gak sanggup. Yang gue lakuin hanya mengepalkan tangan keras-keras hingga jemari gue sakit untuk sekedar menyadarkan diri gue sendiri kalo dia bukan milik gue lagi.
Dia datang untuk mengucapkan kata 'maaf'. Kata yang sudah sering sekali terucap lewat bibirnya untuk gue. Tapi gue gak bisa. Gak bisa dan gak tau kapan gue bisa maafin dia. Terlalu sakit. Sakit banget. Gue hanya heran dengan perilakunya. Gue hanya bingung dengan tingkahya yang masih saja mengkhawatirkan gue. Itu hanya akan menyakiti pacarnya yang sekarang. Mungkin gue bakalan senang dengan perhatiannya karena itu membuktikan kalo dia masih menyimpan rasa sama gue, tapi bukan itu cerita yang terjadi disini. Karena dia sudah punya pengganti gue yang lain!
Ah, apapun yang gue rasain udah gak penting lagi dalam kisah ini.
So, welcome to reality ky! He's no longer yours.
Jumat, 02 September 2011
Idul Fitri
Hari kemenangan telah tiba. Hari yang ditunggu-tunggu umat muslim sedunia, termasuk gue!
Akhirnya ramadhan telah usai. Rasanya baru beberapa hari yang lalu gue menjalankan ibadah puasa, eh sekarang udah lebaran ajah!
Hmmmm, sebelum gue mulai berceloteh gak jelas dan lupa dengan tujuan awal gue nulis postingan yang ini, sebaiknya gue ucapin Selamat Idul Fitri 1432 H, minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir fan batin yaaa pembaca sekaliaaaaaaannnnn.
Gue minta maap atas semuaaaa postingan gaje gue yang bikin elo-elo yang nyasar jadi ngerasa sebel ataupun galau. Gue juga minta maap sama lo semua yang kenal sama gue di dunia nyata maupun dunia maya ataupun dunia entertainment (gubrak!). Gue juga minta maap atas segala kesalahan yang gue lakuin baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tapi sepertinya selalu karena gak disengaja deh. Hhehe..., Pokoknya maapin Baim yaaahhhhhh. #lohh?
Lebaran kali ini gak seperti tahun-tahun sebelumnya. Apa karena ketupat santan bikinan mamah asin? Tentu saja bukan. Apa karena Neny udah ke sorong duluan? Tentu saja bukan! Lantas apa? Yahhh, tebak aja sendiri. Hhehe....
Lebaran kali ini lebaran yang paling penuh dengan haru biru. Gue bilang gak seperti tahun-tahun sebelumnya, karena tahun ini keluarga besar gue ngerayain lebaran tanpa nenek. Ya, tanpa nenek. Nenek sudah berpulang ke rahmatullah bulan Maret kemarin dan hal itu semakin terasa di saat sekarang ini.
Pulang solat Eid, gue masih belom ngerasain gimana sepinya. Tapi begitu ke rumah kakek, ngelihat kak wati dan kak fera yang menangis tersedu-sedu ngebuat gue jadi gak bisa nahan airmata. Ditambah lagi kakek yang baru pulang dari masjid dan berpelukan dengan papah lamaaaaaaa banget. Awalnya gue berpikir, ada apa ini? Ternyata setelah gue perhatiin, kakek nangis! Ya allah, gue bener-bener gak tahan ngelihat kakek nangis seperti itu. Saat nenek meninggal dulu, kakek sama sekali tidak meneteskan setetespun air mata. Tapi sekarang?
Gue bener-bener ngerasain gimana sedihnya lebaran tanpa nenek. Acara sungkeman tiba-tiba jadi acara nangis masal. Saat gue kecup tangan kakek, beliau hanya menangis dan memeluk gue erat, sambil membisikkan kata-kata yang membuat tangisan gie semakin kencang.
Ah, gue bener-bener kangen nenek. Kangeeeeeeen banget.
Ya Allah, tempatkanlah nenekku di tempat yang paling indah di surgaMu.
Aminnnnnn.
Akhirnya ramadhan telah usai. Rasanya baru beberapa hari yang lalu gue menjalankan ibadah puasa, eh sekarang udah lebaran ajah!
Hmmmm, sebelum gue mulai berceloteh gak jelas dan lupa dengan tujuan awal gue nulis postingan yang ini, sebaiknya gue ucapin Selamat Idul Fitri 1432 H, minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir fan batin yaaa pembaca sekaliaaaaaaannnnn.
Gue minta maap atas semuaaaa postingan gaje gue yang bikin elo-elo yang nyasar jadi ngerasa sebel ataupun galau. Gue juga minta maap sama lo semua yang kenal sama gue di dunia nyata maupun dunia maya ataupun dunia entertainment (gubrak!). Gue juga minta maap atas segala kesalahan yang gue lakuin baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tapi sepertinya selalu karena gak disengaja deh. Hhehe..., Pokoknya maapin Baim yaaahhhhhh. #lohh?
Lebaran kali ini gak seperti tahun-tahun sebelumnya. Apa karena ketupat santan bikinan mamah asin? Tentu saja bukan. Apa karena Neny udah ke sorong duluan? Tentu saja bukan! Lantas apa? Yahhh, tebak aja sendiri. Hhehe....
Lebaran kali ini lebaran yang paling penuh dengan haru biru. Gue bilang gak seperti tahun-tahun sebelumnya, karena tahun ini keluarga besar gue ngerayain lebaran tanpa nenek. Ya, tanpa nenek. Nenek sudah berpulang ke rahmatullah bulan Maret kemarin dan hal itu semakin terasa di saat sekarang ini.
Pulang solat Eid, gue masih belom ngerasain gimana sepinya. Tapi begitu ke rumah kakek, ngelihat kak wati dan kak fera yang menangis tersedu-sedu ngebuat gue jadi gak bisa nahan airmata. Ditambah lagi kakek yang baru pulang dari masjid dan berpelukan dengan papah lamaaaaaaa banget. Awalnya gue berpikir, ada apa ini? Ternyata setelah gue perhatiin, kakek nangis! Ya allah, gue bener-bener gak tahan ngelihat kakek nangis seperti itu. Saat nenek meninggal dulu, kakek sama sekali tidak meneteskan setetespun air mata. Tapi sekarang?
Gue bener-bener ngerasain gimana sedihnya lebaran tanpa nenek. Acara sungkeman tiba-tiba jadi acara nangis masal. Saat gue kecup tangan kakek, beliau hanya menangis dan memeluk gue erat, sambil membisikkan kata-kata yang membuat tangisan gie semakin kencang.
Ah, gue bener-bener kangen nenek. Kangeeeeeeen banget.
Ya Allah, tempatkanlah nenekku di tempat yang paling indah di surgaMu.
Aminnnnnn.
Langganan:
Postingan (Atom)